Philip Kotler lebih suka menggunakan 4C. Dia menyatakan bahwa 4P merupakan bauran penjual (seller’s mix) atau pendekatan yang berorientasi pada penjualan (sales-oriented approach), dan karenanya lebih baik diganti dengan pendekatan 4C yang lebih berorientasi pada pelanggan (customer oriented), atau berorientasi pada pemasaran.
- Product = Customer Benefit (kepentingan pelanggan)
- Price = Cost to Customer (biaya bagi pelanggan)
- Place = Convenience (kenyamanan)
- Promotion = Communication (komunikasi)
Sekarang kita lanjutkan pada 7P. Walaupun 4P bisa digunakan untuk produk-produk dan jasa-jasa, sebagian kalangan menganggap bahwa 4P berfungsi lebih baik untuk produk-produk dibandingkan untuk jasa-jasa.
Para akademisi Amerika, Booms & Bitner, menganggap bahwa 7P lebih cocok untuk sektor jasa seperti hotel atau perusahaan angkutan. Dalam 7P, 4P-nya adalah sama, yaitu product, price, place, dan promotion. 3P berikutnya adalah People, Process, dan Physical Evidence (bukti fisik). Masing-masing P tersebut mempengaruhi apa yang ditawarkan kepada pelanggan. People adalah para pekerja. Process berarti produksi dan penyerahan jasa. Physical Evidence merupakan interior dan eksterior bangunan (simbol, pakaian, seragam karyawan, dan sebagainya).
Pada tahun 1961, Albert Frey menyatakan bahwa semua variabel bauran pemasaran dapat dikelompokkan menjadi dua bagian:
- Penawaran (the offering)
- Metode dan alat-alat (the methods and tools)
Dengan demikian, ada beragam cara berbeda untuk mengelompokkan bauran pemasaran. Juga terdapat berbagai cara yang berbeda untuk menggabungkan bauran. Hal ini akan kita bahas pada artikel-artikel selanjutnya.